KARIA ILMIAH

Minggu, 10 April 2011

Sumber Ilmu Pengetahuan Barat

Sumber Ilmu Pengetahuan Barat
Pemikiran Filsafat Rasionalisme
Aliran rasionalisme menyatakan bahwa akal adalah dasar keperluan pengetahuan. Pengetahuan yang berat diperoleh dan diukur dengan akal yang dimiliki manusia. Manusia menurut aliran ini, memperoleh pengetahuan melalui kegiatan akal menangkap objek pengetahuan. Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indra memperoleh pengetahuan: Pengalaman indra diperlukan untuk merangsang akal manusia dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja dengan baik. Akan tatapi, sampainya manusia kepada kebenaran adalah semata-mata dengan akal pikiran yang dimiliki manusia.
Laporan indra, menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum jelas, kacau dan bersifat menipu. Bahan ini kemudian dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berpikir. Akal mengatur bahan itu sehingga dapatlah terbentuk pengetahuan yang benar. Jadi akal bekerja ada bahan-bahan yang diperoleh indra manusia. Akan tetapi, akal juga dapat menghasilkan pengetahuan yang tidak berdasarkan bahan indrawi sama sekali. Jadi akal dapat juga menghasilkan pengetahuan tentang objek yang betul-betul abstrak. Kemudian rasinalisme sekaligus menandakan lahirnya humanism yaitu pandangan bahwa manusia mampu mengatur dunia dan dirinya, oleh karena itu, zaman itu sering juga disebut sebagai zaman humanism, manusia diangkat dari abad pertengahan.
Paradigma dalam Pemikiran Rasionalisme
Pertama: Ada seorang siswa yang menginginkan nilai semua mata pelajarannya memuaskan maka untuk mencapai semua itu harus ranjin berangkat sekolah, mengerjakan semua tugas-tugas dari gurunya, dan belajar dengan sunguh-sunguh.
Kedua: Seseorang yang kehidupannya ingin serba kecukupan tetapi modal materi pun tidak punya hanya miliki ketrampilah tertentu saja, maka langkah awal orang tersebut harus mampu memanpaatkan ketrampilan yang dia miliki. Umpamanya orang itu bisa mengemudi mobil maka melamarlah menjadi seoarang supir, dari situlah orang tersebut akan mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Pemikiran Filsafat Empirisme
Empirisme berasal dar kata Yunani ampeiria yang berarti “Pangalaman Indrawi “.Empirisme memilih pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia maupun pangalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia saja. Muncul Filsafat Empirisme, yang tentu bersangkutan dengan ilmu pengetahuan positif yang maju dengan pesat. Empirisme terutama berkembang di dunia Inggris. Aliran Empirisme nyata dalam pemikiran David Hume (1711-1776), yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan. Pengalaman itu dapat bersumber lahiriah (menyangkut dunia). Oleh karena itu, pengalamn indrawi merupakan bentuk pengenalan yang paling jelas dan sempurna. ) Jadi setelah penulis simak beberapa persepsi masing-masing mengenai Pemikiran Empirisme, maka saya simpulkan bahwa pemikiran empiris yaitu suatu pemikiran yang berdasarkan kepada pengalaman yang dialami sebagai sumber pengetahuan. Dapat disimpulkan pengertian pemikiran empirisme maka dibawah ini akan saya buat paradigmanya.
Paradigma dalam Pemikiran Empirisme:
Pertama: Sebuah Becak, ternyata becak itu rodanya ada tiga, tempat duduk pengemudinya dibelakang, jok untuk penumpangnya ada di depan, jika musim panas maka bagian terpal atasnya bisa dibuka, jika musim hujan bisa ditutup dengan plastic bening atau dengan bahan karung putih, kemudian supaya becak tersebut bisa berjalan maka perdal becak itu harus dienjot dan diayun oleh pengemudinya, jika menginginkan becak itu jalannya cepat maka mengenjot dan mengayun perdalnya harus cepat pula.

Kedua: Bendera Indonesia, adalah bendera merah putih, di atas merah dan di bawahnya putih, bentuknya segi empat, bahannya tidak terlalu tebal, Bendera itu sangat dibutuhkan pada saat peringatan proklamasi kemerdekaan tepatnya pada bulan Agustus tanggal 17 pada saat itulah bendera merah putih dikibarkan tidak hanya dilingkungan lembaga pendidikan saja tetapi ditempat perkantoran lain pun dipasang dan disepanjang jalanpun dikibarkan bahkan hampir semua kendaraan bermotor pun memakainya. Menolak, menampikan dan menegasikan sesuatu yang rasional dan empiris, akan mendorong manusia hanya menjadi sesuatu yang halus dan tidak mungkin tumbuh menjadi manusia yang empiris. Padahal dalam banyak hal, manusia justru tumbuh dari sesuatu yang empiris.
Nama: Rohmat
Studi: Filsafat Ilmu
Dosen: Prof. Dr. Cecep Sumarna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AYO BELAJAR

Islam memperkenankan kepada setiap muslim meraih ilmu kimia, biologi, astronomi, kedokteran, industri, pertanian, administrasi, dan kesektariatan, dan sejenisnya dari orang non muslim atau orang mulim yang tidak percaya ketakwaannya. Hal itu boleh dengan syarat tidak ditemukannya seorang muslim yang terpercaya keagamaan dan ketakwaannya yang dapat diambil ilmu darinya.