KARIA ILMIAH

Senin, 21 November 2011

OBJEK PENELITIAN FILSAFAT DAN SISTEMATIKA FILSAFAT

A. Objek Penelitian Filsafat

Tujuan filsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya. Jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun secara sistematis, jadilah ia sistematis filsafat. Sistematika filsafat itu bisanya terbagi atas tiga cabang besar filsafat, yaitu teori pengetahuan, teori hakikat, dan teori nilai.
Isi filsafat di tentukan oleh objek apa yang di pikirkan. Objek yang di fikirkan oleh filosof ialah segala yang ada dan yang mungkin ada, jadi luas sekali. Objek yang di selidiki oleh filsafat ini disebut objek materi, yaitu segala yang ada dan mungkin ada tadi. Tentang objek materi sains. Bedanya ialah dalam dua hal. Pertama, sains menylidiki objek materi yang empiris; filsafat menyelediki objek itu juga, tetapi bukan bagian empiris, melain kan bagian abstraknya. Kedua, ada objek materia filsafat yang memang tidak dapat teliti oleh sains, seprti Tuhan, hari akhir, yaitu objek materia yang untuk selama-lamanya tidak empiris. Jadi, objek materia tetap saja lebih luas dari pada objek materia sains.
Selain objek materia, ada lagi objek forma, yaitu sifat penyelidikan. Objek forma filsafat ialah penyelidikan yang mendalam. Artinya, ingin tahu filsafat adalah ingin tahu bagian dalamnya. Kata mendalam artinya ingin tahu tentang objek yang tidak empiris. Penyelidikan sains tidak mendalam karena ia hanya ingin tahu sampai batas obyek itu dapat di teliti secara empiris. Ingatlah lagi contoh tanaman jeruk yang di berikan sebelum ini. Jadi, obyek penelitian sains ialah pada batas dapat di riset, filsafat meneliti dengan memikirkannya. Marilah kita ambil contoh ini, yaitu tentang hujan.
Apa hujan itu ? Mata melihat, hujan ialah air yang turun dari langit. Ini pengetahuan sains. Mengapa air itu turun ? Ilmuan mengadakan riset. Ia menemukan bahwa hujan itu ialah air yang menguap, berkumpul di atas, lalu turun, dan di sebut hujan. Ini sains. Mengapa air laut, air danau, air sumur itu menguap ? Menurut sains karena ada pemanasan. Ini masih pengetahuan sains. Mengapa di indonesia banyak hujan, tetapi di padang pasir sedikt hujan? Karena di indonesia banyak gunung, di padang pasir tidak. Ini masih sains. Akan tetapi, mengapa di indonesia banyak gunung, di padang pasir tidak ? sains tidak dapat lagi menjawab karena tidak dapat di teliti lagi secara empiris. Filosof berfikir. Ia menemukan: itu kebetulan; saja di indonesia banyak gunung, di padang pasir tidak. Apa itu kebetulan ? Kebetulan ialah salah satu bentuk hukum alam. Apa itu hukum alam? Hukum alam ialah hukum kehendak alam kata sebagian, hukum kehendak Tuhan kata sebagian lagi. Mulai dari kata kebetulan, sampai kehendak tuhan di akhir ini, ini sudah pengetahuan filsafat. Jawaban-jawaban itu semua hanya berdasarkan pemikiran logis, tanpa dukungan empiris. Berfikir tanpa dukungan data seprti ini sering juga di sebut berfikir spekulatif; ialah filsafat.

B. Sistematika Filsafat

Hasil berfikir tentang segala sesuatu yang ada dan mungkin ada itu tadi telah banyak sekali terkumpul, di dalam buku-buku tebal dan tipis. Setelah di susun secara sistematis, ia di namakan sistematika filsafat, di sebut juga struktur filsafat sebelum ini sudah di sebut bahwa di dalam garis besarnya filsafat di dalam tiga cabang besar, yaitu teori pengtahuan atau pemikiran filosof tentang pengetahuan, teori hakikat, dan teori nilai, yaitu pemikiran filosof tentang nilai. Berikut ini tiga cabang itu akan di uraikan lebih rinci lagi.
Karena objek penelitian filsafat luas sekali (objek materia) dan sifat penelitiannya yang mendalam (ojek forma), hasil penelitian itu bertambah terus dan tidak ada yang di buang, maka hsil pemikiran yang terkumpul dalam sistematika filsafat menjadi banyak sekali.
Teori pengetahuan pada dasarnya membicarakan cara memperoleh pengetahuan. Teori hakikat membahas semua objek, dan hasilnya ialah pengetahuan filsaftat. Objek itu di fikirkan mengikuti cara memperoleh pengetahuan yang telah di ajarkan oleh teori pengetahuan.
Ringkasan teori-teorinya sebagai berikut:
 Teori pengetahuan membicarakan cara memperoleh pengtahuan.
 Teori hakikat membicarakan pengetahuan itu sendiri.
 Teori nila membicarakan guna pengetahuan itu.
Inilah keseluruhan filsafat dalam garis besar yang ringkas, untuk mengetahui filsafat secara luas dan dalam.

Allahu 'Alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AYO BELAJAR

Islam memperkenankan kepada setiap muslim meraih ilmu kimia, biologi, astronomi, kedokteran, industri, pertanian, administrasi, dan kesektariatan, dan sejenisnya dari orang non muslim atau orang mulim yang tidak percaya ketakwaannya. Hal itu boleh dengan syarat tidak ditemukannya seorang muslim yang terpercaya keagamaan dan ketakwaannya yang dapat diambil ilmu darinya.