Penulis: Drs. Hasbullah
Tidak dapat disangkal bahwa Islam merupakan komponen penting yang turut membentuk dan mewarnai corak kehidupan masyarakat Indonesia. Keberhasilan Islam menembus dan mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia serta menjadikan dirinya sebagai agama utama bangsa ini merupakan prestasi luar biasa. Hal ini terutama bila dilihat dari segi letak geografis, dimana jarak Indonesia dengan egara asal Islam, jazirah Arab cukup jauh. Apalagi bila dilihat sejak dimulainya proses penyebaran Islam itu sendiri di kepulauan nusantara ini, belum terdapat suatu metode atau organisasi memperkenalkan Islam kepada masyarakat luas.
Berbicara tentang pendidikan Islam di Indonesia, sangatlah erat hubungannya dengan kedatangan Islam itu sendiri ke Indonesia. Dalam konteks ini, Mahmud Yunus mengatakan, bahwa sejarah pendidikan Islam sama tuanya dengan masuknya Islam ke Indonesia. Hal ini disebabkan karena pemeluk agama Islam yang kala itu masih tergolong baru, maka sudah pasti akan mempelajari dan memahami tentang ajaran-ajaran Islam. Meski dalam pengertian sederhana, namun proses pembelajaran waktu itu telah terjadi. Dari sinilah mulai timbul pendidikan Islam, dimana pada mulanya mereka belajar di rumah-rumah, langgar/surau, masjid dan kemudian berkembang menjadi pondok pesantren. Setelah itu baru timbul egara madrasah yang teratur sebagaimana yang dikenal sekarang ini.
Sekitar Masuknya Islam Ke Indonesia
Akselerasi dan dinamika penyebaran Islam tersebut disebabkan oleh factor-faktor khusus yang dimiliki oleh Islam pada periode permulaannya. Dimana kita mengetahui ajaran Islam baik akidah, syariah, dan akhlaknya mudah dimengerti oleh semua lapisan masyarakat dan dapat diamalkan secara luwes dan ringan.
Sejarah pendidikan Islam bukanlah ilmu berdiri sendiri namun merupakan bagian dari sejarah pendidikan secara umum. Sejarah pendidikan merupakan uraian sistematis dari segala sesuatu yang telah dipikirkan dan dikerjakan dalam lapangan pendidikan pada waktu yang telah lampau. Sejarah pendidikan menguraikan perkembangan pendidikan dari dahulu hingga sekarang. Oleh karena itu, sejarah pendidikan sangat erat kaitannya dengan beberapa ilmu antara lain:
• Sosiologi
Interaksi yang terjadi baik antara individu maupun antara golongan, dimana dalam hal ini menimbulkan suatu dinamika. Dinamika dan perubahan tersebut bermuara pada terjadinya mobilitas sosial semua itu berpengaruh pada sistem pendidikan Islam. Serta kebijaksanaan pendidikan Islam yang dijalankan pada suatu masa.
• Ilmu Sejarah
Membahas tentang perkembangan peristiwa-peristiwa atau kejadian–kejadian penting di masa lampau dan juga dibahas segala ikhwal “orang-orang besar” dalam struktur kekuasaan dalam politik karena umumnya orang-orang yang besar cukup dominan pengaruhnya dalam menetukan sistem, materi, tujuan pendidikan, yang berlaku pada masa itu.
• Sejarah Kebudayaan
Dalam hubungan ini pendidikan berarti pemindahan isi kebudayaan untuk menyempurnakan segala dan kecakapan anak didik guna menghadapi persoalan-persoalan dan harapan-harapan kebudayaannya, pendidikan Islam adalah usaha mewariskan nilai-nilai budaya dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Oleh karenanya mempelajari sejarah kebudayaan dalam rangka memahami sejarah Islam adalah sangat penting.
Kondisi Masuk dan Berkembanganya Islam di Indonesia
Sejarah membuktikan bahwa Islam telah masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M/I H. Tetapi baru meluas pada abad ke-13 M. Perluasan Islam ditandai berdirinya kerajaan Islam tertua di Indonesia, seperti Perlak dan Samudra Pasai di Aceh pada tahun 1292 dan tahun 1297. Melalui pusat-pusat perdagangan di daerah pantai Sumatera Utara dan melalui urat nadi perdagangan di Malaka, agama Islam kemudian menyebar ke pulau Jawa dan seterusnya ke Indonesia bagian Timur. Islam masuk ke Indonesia dan peralihan dari agama Hindu ke Islam, secara umum nerlangsung dengan damai.Menurut Fachry Ali dan Bachtiar Effendy, mengatakan bahwa ada tiga faktor utama yang ikut mempercepat proses penyebaran Islam di Indonesia, yaitu:
a) Karena ajaran Islam melaksanakan prinsip ketauhidan dalam sistem ketuhanannya, suatu prinsip yang secara tegas menekankan ajaran untuk mempercayai Tuhan Yang Maha Esa.
b) Karena daya lentur (Fleksibelitas) ajaran Islam, dalam pengertian bahwa ia merupakan kondifikasi nilai-nilai yang universal.
c) Pada gilirannya nanti, Islam oleh masyarakat Indonesia di anggap sebagai suatu institusi yang amat dominan untuk menghadapi dan melawan ekspansi pengaruh barat yang melalui kekuasaan-kekuasaan bangsa Portugis kemudian Belanda, mengobarkan penjajahan dan menyebarkankan agama Kristen.
Sistem Pendidikan Langgar
Pada hampir di setiap desa yang ditempati kaum muslimin, mereka mendirikan masjid untuk tempat mengerjakan shalat Jum’at, dan juga pada tiap-tiap kampung mereka mendirikan surau atau langgar untuk mengaji al-Qur’an dan tempat mengerjakan shalat lima waktu.
Pendidikan Islam di langgar bersifat elementer, dimulai dengan mempelajari abjad huruf Arab (Hijaiyyah) atau kadang-kadang langsung mengikuti guru dengan menirukan apa yang telah dibaca dari al-Qur’an. Pendidikan di langgar dikelola oleh seorang petugas yang disebut ‘amil, modin atau lebai (di Sumatera) yang mempunyai tugas ganda, di samping memberikan doa pada waktu upacara keluarga atau desa, juga berfungsi sebagai guru. Pelajaran biasanya diberikan pada pagi hari atau petang hari sampai satu dua jam. Pelajaran memakan waktu selama beberapa bulan, tetapi pada umumnya sekitar satu tahun.
Anak-anak belajar dengan guru sambil duduk bersila dan belum memakai bangku atau meja. Guru pun duduk bersila. Mereka belajar pada guru seorang demi seorang dan belum berkelas-kelas seperti pada masa sekarang.
Pengajian al-Qur’an pada pendidikan di Langgar dibedakan pada dua macam, yaitu :
1. Tingkatan rendah, merupakan tingkatan pemula, yaitu mulainya mengenai huruf al-Qur’an sampai bisa membacanya diadakan pada tiap-tiap kampung, dan anak-anak hanya belajar pada malam hari dan pagi hari sesudah shalat shubuh.
2. Tingkatan atas, pelajarannya selain tersebut di atas, ditambah lagi dengan pelajaran lagu, qasidah, tajwid serta mengaji kitab perukunan.
Adapun tujuan pendidikan dan pengajaran di langgar adalah agar anak didik dapat membaca al-Qur’an dengan berirama dan baik, dan tidak dirasakan keperluan untuk memahami isinya. Jadi dalam hal ini hanya sebatas agar anak mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, tanpa memperhatikan tentang pemahaman akan isi dan makna al-Qur’an tersebut.
Mengenai metode penyampaian materi pada pendidikan langgar memakai dua sistem, yaitu sistem sorogan, dimana dengan sistem ini anak secara perorangan belajar dengan guru/kyai, dan sistem halaqah yakni seorang guru/kiai dalam memberikan pengajarannya duduk dengan dikelilingi murid-muridnya.
Sistem Pendidikan di Pesantren
Ciri-ciri pondok pesantren adalah adanya kiai, santri, masjid dan pondok
Tujuan terbentuknya Pondok pesantren
• Tujuan Umum; Membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaliq Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya.
• Tujuan Khusus; Mempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kyai yang bersangkutan mengamalkannya dalam masyarakat.
Organisasi Dan Pendidikan Islam Di Indonesia
a. Sebelum Kedatangan Bangsa Eropa
Sejarah pendidikan Islam di Indonesia pada mulanya didasarkan pada sistem kedaerahan. Belum terkoordinir dan terpusat seperti sekarang. Sebab, setiap daerah berusaha melancarkan pendidikan dan pengajaran Islam menurut daerah masing-masing. Karena itu, corak pendidikan Islam suatu daerah berbeda dengan pendidikan daerah lainnya. Misalnya, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagainya.
b. Datangnya Orang-orang Barat Eropa
Diberikannya pendidikan agama pada waktu itu bertujuan untuk:
• Mengajak manusia berbuat baik, patuh menjalankan agama secara bersungguh-sungguh dalam arti mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya;
• Menjaga tradisi, maksudnya sesuatu yang dianggap penting dan diperlukan oleh keluarga dan masyarakat, harus diturunkan dan diajarkan kepada anak-cucu secara turun temurun sebagai regenerasi.
Tujuan Persekolahan Secara Umum
Sekolah-sekolah yang ada pada zaman Belanda diganti dengan sistem Jepang
Kegiatan sehari-hari sekolah, antara lain:
1) Mengumpulkan batu dan pasir, untuk kepentingan perang;
2) Membersihkan bengkel-bengkel, asrama militer;
3) Menanam umbi-umbian, sayur-sayuran di pekara-ngan sekolah untuk persediaan makanan;
4) Menanam pohon jarak untuk bahan pelumas.
Pendidikan Islam Zaman Kemerdekaan.
Setelah Indonesia merdeka, penyelenggaraan pendidi-kan agama mendapat perhatian serius dari pemerintah, baik di sekolah Negeri maupun Swasta. Usaha untuk itu dimulai dengan memberikan bantuan terhadap lembaga tersebut sebagaimana yang dianjurkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) tanggal 27 Desember 1945 yang menyebutkan bahwa: “Madrasah dan pesantren yang pada hakekatnya adalah suatu alat dan sumber pendidikan dan pencerdaan rakyat jelata yang sudah berurat berakar dalam masyarakat Indonesia umumnya, hendaklah pula mendapat perhatian dan bantuan nyata berupa tuntunan dan bantuan material dari pemerintah”.
Kenyataan demikian timbul karena kesadaran umat Islam yang dalam, setelah sekian lama terpuruk di bawah kekuasaan penjajah. Sebab, pada zaman penjajahan Belanda, pintu masuk pendidikan modern bagi umat Islam sangat sempit. Ini setidaknya disebabkan karena dua hal:
a. Sikap dan kebijaksanaan pemerintah kolonisl amat diskriminatif terhadap kaum muslimin;
b. Politik non kooperatif para ulama terhadap Belanda dengan memfatwakan bahwa ikut serta dalam budaya Belanda, termasuk pendidikannya adalah suatu bentuk penyelewengan agama.
Tetapi setelah kemerdekaan Indonesia dicapai, terjadi perubahan yang sangat radikal dalam pendidikan Islam, termasuk berdirinya lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan oleh organisasi-organisasi sosial Islam.
Pendidikan Islam Zaman Kemerdekaan II (1965- Sekarang)
a) Masa Peralihan Orde Lama ke Ore Baru
Sejak ditumpasnya peristiwa G30 S/PKI pada tanggal 30 Oktober 1965, bangsa Indonesia telah memasuki fase baru yang dinamakan Orde Baru.
Orde baru adalah :
• Sikap mental yang positif untuk menghentikan dan mengoreksi segala penyelewengan terhadap Pancasila dari UUD 1945.
• Memperjuangkan adanya masyarakat yang adil dan makmur, baik material dan spiritual melalui pembangunan.
• Sikap mental mengabdi kepada kepentingan rakyat dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah berlangsung seumur hidup. Oleh karenanya agar pendidikan dapat dimiliki oleh sebuah rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu.
Menurut UU Nomor 2 tahun 1989 tersebut, pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dari undang-undang Sistem Pendidikan Nasional ini, mengusahakan :
a. Membentuk manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya yang mampu mandiri.
b. Pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh, yang mengandung terwujudnya kemampuan bangsa menangkal setiap ajaran, paham dan idiologi yang bertentangan dengan Pancasila.
b. Keberadaan Pendidikan Agama Islam.
Sejak tahun 1966 pendidikan agama menjadi hak wajib mulai dari sekolah dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi Umum Negri di seluruh Indonesia. Pemerintah dan rakyat membangun manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Berdasarkan tekad dan semangat tersebut, kehidupan pendidikan beragama dan pendidikan agama khususnya, makin memperoleh tempat yang kuat dalam struktur organisasi pemeritahan dan dalam masyarakat pada umumnya.
Pembangunan nasional memang dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia dan masyarakat Indonesia seutuhnya. Hal ini berarti adanya keserasihan keseimbangan dan keselarasan antara pembangunan bidang jasmani dan rohani, antara bidang material dan spiritual, antara bekal kedniaan dan ingin berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa, dengan sesame manusia dan dengan lingkungan hidupnya secara seimbang. Pembangunan seperti itu menjadi pangkal tolak pembangunan bidang agama.
Sasaran pembangunan jangka panjang dalam bidang agama adalah terbinanya keimanan bangsa Indonesia kepada Tuhan yang Maha Esa, dalam kehidupan yang selaras, seimbang dan serasi antara Ilahiah dan rohaniah, mempunyai jiwa yang dinamis dan semangat gotong royong, sehingga bangsa Indonesia sanggup meneruskan perjuangan untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional.
c. Pendidikan Islam dan Sistem Pendidikan Nasional.
Adanya peluang dan kesempatan untuk berkembangnya pendidikan Islam secara terintegrasi dalam sistem pendidikan nasional tersebut, dapat kita lihat dari beberapa padal, diantaranya sebagai berikut :
a. Pasal 1 ayat 2, yaitu, Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada UUD 1945. tidak bisa dipungkiri bahwa Pendidikan Islam, baik sebagai sistem maupun instrusinya merupakan warisan budaya bangsa, yang berurat akar pada masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan Islam merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional.
b. Pasal 4 tentang Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu : pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap TuhanYang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur.
c. Pada pasal 10 dinyatakan bahwa pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya,nilai moral dan keterampilah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan ulama, menurut ajaran Islam.
Organisasin dalam Islam
A. Jami’at Khair
Jami’at Khair didirikan pada tanggal 17 Juli 1905 di Jakarta. Usaha dari organisasi ini dipusatkan pada pendidikan, dakwah dan penerbitan surat kabar
Hal-hal yang menjadi perhatian utama organisasi ini yaitu:
a. Pendirian dan pembinaan satu sekolah pada tingkat dasar.
b. Pengiriman anak-anak ke Turki untuk melanjutkan studinya.
Bidang kurikulum sekolah dan jenjang kelas-kelas umpamanya, sudah diatur dan disusun secara terorganisasi, sementara itu bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dipergunakan sebagai bahasa pengantar. Adapun bahasa Belanda tidak diajarkan dan sebagai gantinya bahasa Inggris yang dijadikan pelajaran wajib. Dengan demikian, terhimpunlah anak-anak dari keturunan Arab, ataupun anak-anak Islam dari Indonesia sendiri.
B. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah organisasi Islam, social, dan kebangsaan. Organisasi atau perkumpulan ini didirikan di Yogyakarta pada tanggal 8 Djulhijah 1330 H oleh KH Ahmad Dahlan.
Usaha Muhammadiyah di Bidang Pendidikan
Yang menjadi dasar pendidikan Muhammadiyah adalah:
a. Tajdid; kesediaan jiwa berdasarkan pemikiran baru untuk mengubah cara berpikir dan cara berbuat yang sudah terbiasa demi mencapai tujuan pendidikan.
b. Kemasyarakatan; antara individu dan masyarakat supaya diciptakan suasana saling membutuhkan. Yang dituju adalah keselamatan masyarakat sebagai suatu keseluruhan.
c. Aktivitas; anak didik harus mengamalkan semua yang diketahuinya dan menjadikan pula aktivitas sendiri sebagai salah satu cara memperoleh pengetahuan yang baru.
d. Kreativitas; anak harus mempunyai kecakapan atau keterampilan dalam menentukan sikap yang sesuai dan menetapkan alat-alat yang tepat dalam menghadapai situasi-situasi baru.
e. Optimisme; anak harus yakin bahwa dengan keridhaan Tuhan, pendidikan akan membawanya kepada hasil yang dicita-citakan, asal dilaksanakan dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab, serta menjauhkan diri dari segala sesuatu yang menyimpang dari segala yang digariskan oleh agama Islam.
C. Nahdlatul Ulama (NU)
Dalam bidang pendidikan dan pengajaran NU membentuk satu badan khusus yang menanganinya yang disebut Ma’arif, dimana tugasnya adalah untuk membentuk perundangan dan program pendidikan dilembaga-lembaga pendidikan atau sekolah yang berada dibawah naungan NU.
Berdasarkan hasil Rapat Kerja Ma’arif yang diselenggarakan pada tahun 1978, disebutkan tentang program-program kerja Ma’arif, antara lain:
a. Menumbuhkan jiwa pemikiran dan gagasan-gagasan yang dapat membentuk pandangan hidup bagi anak didik sesuai dengan ajaran Ahlussunah Waljama’ah.
b. Menanamkan sikap terbuka, watak mandiri, kemampuan berkerja sama dengan pihak untuk lebih baik, keterampilan menggunakan ilmu dan teknologi, uang kesemuaannya adalah perwujudan pengabdian kepada Allah.
c. Menciptakan sikap hidup yang berorietasi kepada kehidupan duniawi dan ukhrawi sebagai sebuah kesatuan.
d. Menanamkan penghayatan terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam sebagai ajaran yang dinamis.
D. Al-Irsyad
Al Irsyad merupakan madrasah yang tertua dan termasyhur di Jakarta yang didirikan pada tahun 1913 oleh Perhimpinan Al Irsyad Jakarta dengan tokoh pendirinya Ahmad Surkati al-Anshari. Tujuan perkumpulan ini adalah memajukan pelajaran agama Islam yang murni di kalangan bangsa Arab. Dalam bidang pendidikan, al-Irsyad mendirikan madrasah: Organisasi Islam ini merupakan perwujudan dari lahirnya gerakan-gerakan pembaharuan di Indonesia. Kehadiran perserikatan ini adalah inisiatif KH. Abdul Halim pada tahun 1911. Perserikatan Ulama secara resmi meluaskan dearah operasi ke seluruh Jawa dan Madura.
D. Persatuan Islam (Persis).
Persis memberikan perhatiannya yang sangat besar di bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan ini Persis mendirikan sebuah madrasah yang pada awalnya dimaksudkan untuk anak-anak anggota Persis. Akan tetapi kemudian madrasah ii diluaskan untuk dapat menerima anak-anak lain. Selanjutnya pada tahun 1927, sebuah kelas khusus atau yang lebih tepatnya disebut kelompok diskusidiorganisai untuk anak-anak muda yang telah menjalanimasa studinya disekolah-sekolah menengah pemerintahan dan ingin mempelajari Islam secara sungguh-sungguh dan lebih mendalam.
Sementara itu ada kegiatanlain yang sangat penting dalam rangka kegiatan pendidikan Persis, yaitu Lembaga Pendidikan Islam yang merupakan proyek dan atas gagasan Muhammad Natsir, yang terdiri dari beberapa buah sekolah: Taman Kanak-kanak HIS(1930), Sekolah Mulo (1931) dan sekolah Guru (1932).
Lembaga pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai badan usaha yang bergerak dan bertanggungjawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik. Adapun lembaga pendidikan Islam dapat diartikan dengan suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar